Sunday, December 9, 2012

Kucing

Jenuh. Ya, entah kenapa mata kuliah itu benar-benar lama. Tiga jam dua puluh menit, yang benar saja!  Pikiran Nisa melayang di kelas kuliah statistik pagi itu. Ia melihat secarik kertas di mejanya. Kosong. Dari tadi ia tidak mencatat apa-apa dari omongan dosen. Sebuah pensil mekanik tergeletak di atas kertas itu, belum digunakan. Nisa memandanginya, kemudian ia menggenggamnya lalu mendekatkan ujung pensil itu ke kertas. Ia diam sejenak, tak tau harus menulis apa. Lalu digoreskannya pensil itu di atas kertas. Abstrak. Namun lama-kelamaan terbentuk sesuatu. Bukan. Seseorang. Ya, seorang gadis dengan gaun manisnya. Gadis itu sedang duduk di bawah pohon. Pohon yang terlihat teduh dan nyaman. Di atas pangkuannya, ada seekor kucing yang sedang tidur.

Tiba-tiba si kucing terbangun dan melompat dari pangkuan gadis kecil itu lalu berlari. Sang gadis segera berdiri dan berlari mengejar kucing itu. Ia melihat kucingnya menghilang ke dalam semak-semak. Gadis itupun mencoba masuk ke dalam semak tersebut. Ia kaget sekali, ternyata ada banyak anak kucing dibaliknya. Anak-anak kucing itu terlihat sedih, kesepian dan tak terurus. Sudah pasti ibunya meninggalkan mereka. Gadis itupun memeluk semua anak kucing itu dan membawanya ke bawah pohon tadi. Tapi, ia belum menemukan kucingnya.

Ia pun mencari lagi, berjalan lebih jauh, kali ini ia sampai ke pohon yang lain. Di batang pohon itu ada sebuah lubang yang cukup besar. Dengan rasa ingin tahunya, ia melongo ke dalam lubang itu. Gadis itu pun terkejut lagi. Lubang itu penuh dengan kucing, banyak sekali kucing. Namun, kucing-kucing itu terlihat tidak bahagia, sempit bisa dirasakannya. Kemudian sang gadis mengambil semua kucing itu dan di bawanya ke bawah pohon ia tempat berteduh tadi. Tempat yang lebih luas dan terbuka. Namun, ia masih belum menemukan kucingnya.

Lalu ia berjalan lagi untuk mencarinya, kali ini ia menemukan sebuah batang pohon besar yang sudah mati tergeletak di tanah. Terlihat bahwa bagian dalam batang itu kosongdari warna gelapnya. Ia mencoba merangkak melihat ke dalam batang tersebut. Tak disangkanya, ada beberapa kucing lagi. Kucing-kucing itu terlihat bingung. Sepertinya mereka bingung, tidak tahu apa-apa akibat berada dalam kegelapan batang pohon. Sang gadis pun membawa kucing-kucing itu keluar dan menggendongnya kembali ke pohon tempat ia berteduh tadi. Tempat yang lebih terang dan ceria.

Saat gadis itu sedang membawa kucing-kucing ke bawah pohon teduh, ternyata ia melihat kucingnya sudah berada di bawah pohon itu, duduk di tengah-tengah banyak kucing yang telah ia bawa ke sana. Ia senang sekali, gadis itu segera berlari ke arah kucingnya. Namun, karena terlalu banyak kucing di sana, tiba-tiba kakinya menabrak kucing di depannya. Kemudian ia terjatuh. Buk.

Nisa terbangun dari mimpinya. Ternyata ia tertidur, di atas kertas di mejanya. Dosen masih berbicara di depan. Ia melihat kertasnya, isinya sekarang penuh. Kertas itu sekarang berisi seorang gadis kecil yang sedang memangku kucingnya, dan dikelilingi banyak, ya, banyak sekali kucing. Mereka semua tersenyum memandang Nisa. Di atas tumpukan kucing itu tertulis huruf-huruf gemuk yang berderetan dan membentuk kata "teman".

*sebuah gambaran doodle untuk Nisa Harahap
Aku gabisa gambar :P

No comments:

Post a Comment

Popular Posts