Tuesday, June 4, 2013

Chiko (Part 2)

Kalo tidur bentuknya begini

Kalo dikurung suka ngambek gini
Mukanya sangar kayak gini
Padahal anak mami banget ini
...continued.

Chiko tidak pernah dikastrasi. Menurut kami, kastrasi itu mengerikan. Ya, gak usah dibayangin, apalagi pada manusia. Namun, jadinya Chiko memiliki hasrat untuk kawin yang tidak berhenti. Mungkin memang salah sih untuk tidak mengkastrasi kucing. Pernah suatu saat kami kawinkan, namun entah tidak cocok atau bagaimana, perkawinan itu gagal, dan kemudian kami tidak pernah mengawinkannya lagi.

Suatu hari, Chiko mengetahui bahwa di luar rumah ada kucing betina. Ya, kucing kampung. Semenjak itu, ia jadi suka melihat ke arah luar jendela, seperti foto ke tiga di postingan Chiko (part 1). Ia suka memanjat jendela, dan mengawasi keluar sambil menggerak-gerakan ekornya. Pernah suatu saat ia keluar melalui jendela. Tapi untungnya ia belum berani untuk berpergian jauh, jadi masih bernaung di teras. Saat itu ketika ia suka keluar, masih kami marahi dan dia nurut-nurut saja untuk di suruh masuk. Namun, setiap hari, ia mengulangi tindakan yang sama. Akhirnya kami pun menutup jendelanya saja. Tapi hal itu malah membuat Chiko ribut di rumah, dan kadang malah mencakar-cakar sofa, gorden, dan perabotan lain. Akhirnya kami mengalah dan tetap membuka jendela setiap hari.

Sekarang Chiko sudah 3 tahun. Semakin lama, perilaku Chiko semakin liar. Ia jadi suka berjalan-jalan di luar dari teras. "Kabur" istilahnya. Bahkan terkadang satu hari gak pulang. Kami sempat panik pertama kali ia melakukan itu. Tapi kami tahu bahwa ia tidak bisa mencari makan sendiri, dan ia selalu pulang dalam keadaan lapar. Akhirnya, setiap ia pergi pun kami tidak begitu cemas karena memang ia akan pulang lagi. Kami tahu ia hanya bermain di sekitar rumah, seperti di genteng atau halaman depan rumah. Paling tidak ia harus selalu dimandikan dan tetap rajin di suntik karena biasanya saat pulang ia kotor dan bau. Mungkin ia sudah mengawinkan kucing kampung betina itu, tapi selama ini tidak ada tanda-tanda lahirnya anak kucing kampung-persia-himalaya di sekitar rumah. Lucu juga kalo ada anak-anak kucing kampung berbulu lebat gitu.

Suatu hari, di tengah kebiasaannya, sudah 3 hari ia belum pulang juga. Kemudian 5 hari, kemudian satu minggu. Kami tahu, ia hilang. Chiko benar-benar hilang. Kemungkinan besar memang diambil oleh orang, mungkin di jual. Sedih, kangen tentu. Biasanya ia menyambut jika saya pulang, biasanya ada yang diledekin "lagi galau nih ye" ketika dia lagi ngintip keluar jendela. Biasanya ada yang dipeluk-peluk elus-elus. Biasanya ada yang jagain rumah dari serangan tikus.

Sekarang sudah dua bulan sejak kehilangannya. Mungkin dia memang bukan kucing yang lucu, manja dan baik kayak kucing rumahan lainnya. Mungkin dia bukan jenis kucing bagus yang warna bulunya cantik dan bisa menang lomba kucing. Mungkin dia bukan kucing pertama kami. Tapi, kami semua sayang Chiko. Mungkin memang karena ini pertama kalinya kami memelihara kucing di rumah dari lahir sampai besar.

Dadah Chiko, semoga kamu senang di manapun kamu berada. We love you.

//Mengenang Chiko

1 comment:

  1. selamat mas chiko, kamu berhasil bikin Syaki tetap galau setelah sekian lama.=)

    ReplyDelete

Popular Posts