Tuesday, June 4, 2013

Chiko (Part 1)


Panjangnya kira-kira segini, satu setengah ubin. Ada tanda putih anomali di punggung.

Mukanya gini, jelek tapi ganteng :P Suka main di genteng rumah orang

Sukanya gini, mendambakan dunia luar


Nama: Chiko
Lahir: 30 Maret 2010
Jenis: Persia-Himalaya
Warna: Abu-abu gelap dan putih abstrak 
Fav Quote: "Mrawng"

Chiko lahir dari seekor kucing betina putih keturunan Himalaya yang diberi nama Jilly. Jilly ini merupakan kucing pemberian dari tanteku karena tanteku sendiri sebenarnya sudah punya kucing jantan berwarna hitam keturunan Persia, namanya Kimbo. Saat sudah masanya, Jilly dan Kimbo ini dikawinkan. Dibiarkan berdua dan kawin sendiri sih ya, you know what i mean. Namun, selama beberapa bulan, kami melihat tidak ada perubahan pada perut Jilly. Kami kira dia tidak hamil, dan kami pun tidak melakukan pengecekan ke dokter.

Setelah entah berselang berapa bulan, tiba-tiba saat saya sedang berada di luar rumah, saya dapat kabar dari rumah kalau Jilly punya anak. Padahal Jillly tidak terlihat hamil, masih langsing dan gesit. Anehnya lagi, anaknya hanya satu, padahal biasanya jika kucing melahirkan akan punya lebih dari dua anak. Mungkin itu yang menyebabkan perut Jilly kecil dan terlihat tidak hamil. Saat saya sudah sampai rumah, Jilly dan anaknya berada di bawah kasur kamar orang tua saya. Warnanya hitam, di kolong kasur dia gak akan kelihatan jika tidak memakai senter. Karena susah diambil, maka kami memutuskan untuk memindahkannya besok saja jika Jilly juga sudah merasa aman. 

Besoknya, hari berjalan seperti biasa. Saya ingin bersiap seperti biasanya, namun ketika saya mengambil baju di lemari kamar saya, tangan saya merasakan ada sesuatu yang hangat. Anaknya Jilly ada di sana, ternyata Jilly telah diam-diam memindahkannya ke lemari baju saya, semenara Jilly sekarang sedang makan. Agak merepotkan memang, karena kelengahan saya menutup pintu lemari dengan rapat, saya harus segera memindahkan anak kucing tersebut, dan mencuci baju-baju saya yang terkena kontak (karena agak bau, hehe). Anak kucing itu akhirnya dipindahkan pada sebuah kain yang dapat menyelimutinya. 

Setelah Jilly kembali ke kamar, ia malah memindahkan anaknya ke lantai ujung kamarku. Bandel memang, kenapa malah dipindahkan di tempat yang dingin kena ubin. Akhirnya di tempat itu diberi kain juga. Namun, mungkin masih merasa tidak nyaman, keesokan harinya Jilly memindahkan Chiko lagi ke tempat baru yaitu lemari dvd player di kamar orang tua saya, dan sekali lagi kami harus menyesuaikan agar anaknya mendapatkan kenyamanan yang cukup. Ya pokoknya, selama beberapa waktu, Jilly jadi kucing nomaden yang suka pindah-pindah dan harus selalu disesuaikan.

Baru sadar bahwa anak kucing itu belum diberi nama. Baiklah, saya lupa asal usulnya kenapa, tapi akhirnya ia diberi nama Chiko. Heran kenapa nama panjangnya Chiko Sugriwo? Sebenarnya nama itu gak official. Hal itu di mulai dari Ayah saya yang tidak sengaja memberikan julukan Chiko Sugriwo. Saat Chiko sudah besar, Chiko suka bertingkah, dan kami pun kadang meneriakinya. Tidak sengaja di belakang seruan "Chiko!" suka diberi tambahan-tambahan kata, seperti "Chiko maroso", "Chiko kurobo", dan sebagainya. Namun suatu saat Ayah saya menyeletuk, "Chiko Sugriwo!" Saat itu pun namanya menjadi Chiko Sugriwo, dan dipanggil Mas Chiko. Ya, kami semua adalah orang Jawa, jadi ya wajar kalau dipanggil 'mas'.

Kembali ke Chiko yang kecil dan mungil. Waktu itu ia masih kesusahan belajar jalan. Waktu sudah tumbuh agak besar, ia juga masih susah untuk jalan, padahal Jilly sudah gak mampu buat menggendongnya. Saat itu Chiko masih kecil tapi sudah gendut, maklum dia termasuk lama menyusuinya. Untuk 'tempat tinggalnya', tempat kucing di rumah kami adalah di lantai atas, lantai tempat menjemur baju. Setelah sudah agak besar dan tidak rapuh, Chiko akhirnya sudah bisa dipindahkan ke sana. Sejak pertama ia dipindahkan, ia belum bisa turun tangga dan masih harus stay di atas. Selama itu, tak terasa Chiko sudah mulai besar. Aku masih ingat ketika dulu ia mulai bisa menuruni dan menaiki anak-anak tangga di tangga menuju lantai jemuran, masih dengan perlahan, melompati satu-satu anak tangganya. Lucu sekali. Sekarang kalau turun-naik tangga sudah bisa sambil lari, apalagi kalau dia dengar ada yang naik tangga dan pertanda akan diberi makan.

to be continued...

// Mengenang Chiko

No comments:

Post a Comment

Popular Posts