Monday, December 12, 2016

Aku Ini Dulunya...

Aku ini dulunya orang yang bersyukur, sampai suatu saat orang membandingkanku. Aku menjadi selalu ingin lebih dari orang lain. Tak pernah puas, tak pernah tenang.

Aku ini dulunya orang yang penurut, sampai suatu saat ku bertemu sang penuntut. Yang selalu memintaku hal-hal yang kadangkala aku tak mampu. Tak pernah sedikitpun melirik usahaku, yang terpenting hanyalah hasilku. Akankah aku tetap sudi untuk menurut kepadanya?

Aku ini dulunya orang yang periang, sampai suatu saat aku bertemu sang pemarah. Tak pernah membangun, selalu mengkritik, menjatuhkan, tak peduli perasaan. Hingga ku sudah tak percaya diri untuk tersenyum. 

Aku ini dulunya orang yang sederhana, sampai suatu saat orang lain menilaiku. Menganggap aku tidak memiliki hal-hal seperti dia. Hingga tak sadar niatku berubah, tak lagi mendekati mulia.

Aku ini dulunya orang yang lembut, sampai suatu saat kelembutanku selalu dibalas sebaliknya. Berbicara lembut itu mudah, menahan agar tetap lembut itu sulit, apalagi ketika lawan bicara tidak berusaha. Hingga akhirnya aku menyesali, banyak orang-orang yang tersakiti.

Aku ini dulunya orang yang suka memberi, sampai suatu saat aku bertemu yang tak pernah puas. Seakan pemberianku tak bernilai, selalu ingin lebih. Akankah aku tetap sudi untuk memberi kepadanya?


Yang kupahami sekarang, sabar itu ada batasnya. Hargailah orang-orang sabar diantaramu, karena dia sudah dengan kuatnya menurunkan egonya untuk memenuhi egomu. Niatnya mungkin sudah rusak, karena kamu.

Friday, October 21, 2016

Nanti Aja di Surga

Postingan ini aku buat saat berada di Taxi menyusuri jalanan di kota Jakarta. Aku sendiri di taxi, apa lagi sih yang bisa aku lakukan selain melihat ke jendela mobil dan melihat jalanan?

Saat aku sedang melalui sebuah kawasan elit di Jakarta, tentu aku mengagumi rumah-rumah besar yang indah dipandang.  Ada yang bertema modern, antik, minimalis, dan natural, tapi semuanya besar dan bagus-bagus. Aku gak pernah iri sama yang punya rumah kayak gitu, karena toh aku tidak tau kerja keras mereka untuk bisa mendapatkannya. Yang aku bisa hanyalah berharap dan meningkatkan semangat menjalani hidupku untuk punya rumah seperti itu.

Tapi tentu aku bukan orang yang sebegitu optimis. Beberapa meter setelah aku keluar dari daerah perumahan elit itu aku juga berfikir, bagaimana jika aku tidak akan pernah mendapatkan rumah mewah itu di dunia ini? Mungkin memang itu bukan rejeki aku? Atau mungkin saja Allah tau kalau aku akan sombong jika punya rumah seperti itu?

Setelah dipikir-pikir, kalau aku terlalu berharap untuk mendapatkan rumah seperti itu dan akhirnya aku tidak dapat, tentu sedihnya bukan main. Namun di saat aku membayangkan bahwa aku akan sedih karena tidak bisa dapat rumah bagus, aku ingat bahwa Allah SWT. menjanjikan kehidupan dan rumah yang indah di Surga. 

Aku ingat hidup ini sementara, kalaupun tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, masih ada kehidupan kekal selanjutnya. Tapi memangnya aku bisa dapat kehidupan enak di akhirat? Aku jadi merinding. Ah, lebih baik saat ini aku fokus beribadah, enak-enaknya nanti aja di Surga. Karena buat apa rumah sebagus itu tapi nantinya kita akan hidup selamanya di tempat lain? Ah, bisa aja sih punya rumah bagus seperti di kawasan elit Jakarta dan punya rumah bagus juga di Surga. Tapi aku akan tetap prioritaskan yang ke-dua, kalau-kalau aku ga sanggup. Bismillah..

Wednesday, October 12, 2016

Tentang Senyuman di Hatimu

Ada orang, yang ketika sakit atau sedih, dia menangis, mengeluh, bahkan membenci dunia. Ia merasa dirinya salah, menyalahkan orang lain. Ia menolak tangan-tangan orang lain yang membantunya, selalu merasa kurang. Tak jarang ia malah menyakiti orang lain, dengan rengutannya.

Tapi ada orang, yang ketika sakit atau sedih, ia tetap tersenyum, bahkan masih bisa membuat orang lain tersenyum. Meski pedih di hatinya, ngilu fisiknya, ia tak tunjukkan air matanya kepada dunia. Ia tak ingin dunia turut bersedih. Meski tak ada tangan-tangan yang membantunya, ia tetap mampu berdiri tegap, dan tersenyum.

Yang kupahami, ternyata senyuman itu bukan berasal dari wajah, tapi berasal dari hati.

Agar Tiada Hutang di Antara Kita

Hi bloggers, apa kabar? 

Sudah lama aku terpikirkan mengenai hal ini. Mengenai hutang. Jadi, aku merasa (atau kamu ngerasa juga mungkin?), sekarang sudah tinggal segelintir orang yang bisa dipercaya untuk kita pinjamkan uang/barang. Bukannya aku ga mampu/ pelit, tetapi kebanyakan orang sekarang tidak berpikir untuk segera mengembalikan apa yang ia pinjam kepada kita. Aku sudah sering kali mengalami kejadian ini, mulai dari kehilangan baju, buku, hingga uang karena meminjamkan kepada orang yang bilangnya 'membutuhkan'. Meskipun patut aku syukuri juga aku belum pernah terjerat kasus kehilangan uang berjuta-juta karena penipuan hutang (amit-amit ya Allah), tapi kejadian-kejadian hutang kecil pun banyak merugikan aku.

Normalnya, orang yang berhuntang/meminjam itulah yang bertanggung jawab untuk mengembalikan barang yang dipinjamnya. Seharusnya ia yang aktif untuk mengembalikan barang pinjaman tersebut. Tapi entah kenapa orang-orang jaman sekarang seperti tidak ada rasa bersalah sama sekali ketika sedang berhutang kepada orang lain. Santai banget. Malah, orang yang meminjamkan yang seringkali mengingatkan hutangnya untuk dibayar. Mungkin kalau barangnya memang jarang dipakai sama pemiliknya ya bisa dimaklumi. Tapi kalau pemiliknya sering menggunakannya, kan jadi repot. Apalagi masalah uang. Haduh. 

Sedihnya, terkadang hal ini dilakukan oleh teman-teman kita sendiri. Apalagi yang sudah merasa dekat dengan kita, jadi malah lebih santai. Padahal yang tadinya aku percaya sama dia, malah jadi ga enakan gara-gara ada hutang itu. Bahkan aku pernah bela-belain ke ATM (jaman ATM masih jauh dari rumah) buat transfer ke seorang teman yang katanya butuh urgent, eh hampir setahun dia gak balik-balikin. Padahal jumlah uangnya itu gak sedikit lho, meski akhirnya dia kembalikan juga setelah aku berkali-kali hubungi dia (yang seringkali di ignore). Sedih rasanya. Bener deh, sekarang gak sedikit orang yang seperti itu. Jangan heran kalau nanti suatu saat ada yang mau berhutang dengan aku, aku mikir-mikir dulu ya, walaupun aku sangat percaya sama orang itu. Sumpah, bukan karena pelit, kalau aku mampu sih aku berikan. Tapi karena sudah banyak hal yang merugikan aku karena hutang-hutang itu, jadi berfikir dua kali dan terkadang aku tolak jika tidak begitu urgent.

Padahal yah, untuk aku pribadi, aku itu sensitif banget sama yang namanya berhutang-piutang. Aku akan selalu punya catatan lengkap, aku berhutang apa/berapa kepada siapa. Meskipun hanya 500 rupiah! Bahkan walaupun aku jarang ketemu dengan orang yang aku pinjam barang/uangnya, eventually aku akan tetap bayar hutang kecil itu meski dia sudah lupa, itupun gak bakal sampai berbulan-bulan. Karena aku sendiri takut, kalau tiba-tiba aku mati di jalan dan belum bayar hutang. Minimal catatanku bisa dibuka oleh keluargaku dan keluargaku bisa bayar hutangnya. Lah kalo gak dibayar-bayar nanti aku yang masuk neraka :(

Tapi, kenapa yah orang-orang rasanya tidak melakukan hal yang sama kepada aku. Misalnya punya hutang uang/meminjam barang, tapi udah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun juga gak ada omongan untuk mengembalikan barang. Awalnya aku merasa hal itu fine-fine aja, pada akhirnya aku mengikhlaskan barang/uang yang aku pinjamkan tersebut. Lagipula, kalau aku tagih dan sudah lama juga nanti aku dikira pelit dan perhitungan toh? Tapi, suatu saat aku juga merasa rugi banyak. Awalnya mungkin aku hanya lebih menitikberatkan pada hutang uang. Mulai saat itu aku mulai membuat catatan barang/uang apa yang dipinjam oleh siapa. Terkesan pelit yah? 

Setelah kupikir-pikir, gak apa-apa lah. Toh itu barang/uang ku, hak aku. Justru aku bantuin orang-orang toh biar mereka gak kena dosa berhutang? *lah kenapa aku gak ikhlasin aja?* Well, terkadang ikhlas itu gak gampang. Terkadang ucapan sudah berkata ikhlas, tapi di hati masih ada setitik ketidak ikhlasan, nanti masih ada dosa yang ditanggung oleh seseorang. Biar kata aku dianggap pelit/cerewet seperti debt collector, tapi agar tiada hutang diantara kita, aku rela 'ngurusin' hutang kamu dan aku. 

Buat yang merasa malu buat nagih hutang, jangan malu ya. Itu hak kamu kok. Kalau ada hutang, jangan segan untuk remind orang yang berhutang secara berkala (jangan ingetinnya pas udah berbulan-bulan). Kamu harus pinter-pinter berkata asertif sebagai 'debt collector'. Kasih aja alasan kalau kamu butuh segera (biasanya ini manjur). Jangan ragu buat agresif dan sedikit modal, misalnya langsung bilang "eh kemarin buku aku masih di kamu ya? Aku mau ambil lagi ya hari ini, aku udah pesan ojek onlinenya, nanti kamu kasih aja ya?" (mendingan bayar ojek online daripada kehilangan barang itu selamanya)

Buat yang suka ngutang, please banget kembalikan hutangnya sesegera mungkin. Manatahu orang yang memilikinya benar-benar butuh uang/barang tersebut namun segan untuk memintanya dari kamu. Kalau pelupa, catat saja hutangnya di HP / notes yang sering dibaca. Ingat, hutang itu akan tetap ada sampai di akhirat.

Buat kamu yang punya teman yang hutang sekecil apapun langsung dibayar, please keep that friend. You just need to be with that one friend in your whole life.

Keep honest and responsible! *wink

NB: jangan heran kalo habis aku posting ini banyak komen dari penyedia jasa kredit random. Haha

Friday, August 26, 2016

Just be Happy of Your Life

Dear all,

I just want to say that your life is precious.  You are unique and you don't have to please everyone.

If you feel tired, don't be a moaning whining jerk. Just lay to your favorite bed, listen to your favorite song, texting your favorite person, singing your favorite tunes, and you don't have to listen, all the black waves surround you that will only drown you. Then you made yourself a new spirit.

If you feel lonely, you don't have to force yourself going to party that makes you dizzy, or crowded Mall that makes you uncomfortable. Throw away your phone, take your unread novels, watch DVD, make a little karaoke in your room. Then you made yourself a friend.

If you feel worthless, you don't have to isolate and kill yourself. Just delete your social media, go to the nearest salon and have a massage and cream bath, buy new pair of shoes. Then you made yourself a pride.

You don't have to be anyone. You just have to be you. Do what you love and love what you do. And most importantly, love yourself.

Warmest,

Syakira

Thursday, August 25, 2016

Jangan Hidup Kayak Babi

Sebuah iklan di jalan yang saya lewati bertuliskan seperti ini:


"Jika Hidup Sekedar Hidup, Babi Di Hutan Juga Hidup"

Awalnya saya tertawa, karena iklan tersebut adalah iklan sebuah apartemen baru di dekat tempat saya tinggal. Tapi kemudian saya merenung, bahwa quotes ini ternyata bagus sekali maknanya. 

Do you really live your life??

(source)
Satu kata kunci yang bisa mengawali pembahasan quotes ini : Tujuan Hidup.
Apa tujuan hidupmu?

Aku merasa kita ini sedang hidup di sebuah lingkaran yang monoton, dan kurasa sebagian besar orang di dunia ini melakukan hal yang sama.

Bangun-kerja-dapat uang-makan-tidur. (kadang-kadang ditambah bersenang-senang)

Sebenernya sih, pada dasarnya tentunya manusia lebih oke daripada babi, pake kerja dulu baru dapet uang. Tapi apakah hidup seperti itu yang benar-benar diinginkan? Hmm..

Aku tidak ingin berpanjang lebar di postingan ini. Hanya ingin berbagi quotes. Bloggers bisa renungkan sendiri maknanya, hehe. Salam, oink!



Sunday, July 31, 2016

Siap

Saat aku mengunjungi sebuah kantor perusahaan e-commerce di Indonesia untuk melakukan interview kerja, aku cukup lama menunggu di sebuah ruang tunggu yang menurutku, cukup menginspirasi. Tentu aku tidak bisa menyebutkan tema warna perusahaan tersebut. Di sebuah kursi panjang dengan banyak kandidat lain di sampingku, aku menghadap ke tembok yang penuh dengan pigura berisi pedagang-pedagang sukses yang menginspirasi, sehingga  patut untuk dipajang di tembok itu. Aku terpaku pada satu gambar pria tua memegang hasil usahanya, di bawahnya tertulis kalimat quotes pesan darinya. Aku lupa kalimat depannya, tapi akhirnya bertuliska

 "Orang yang tidak siap miskin, maka dia juga tidak siap kaya."

Intinya begitu. Berhubung aku tidak cukup jelas melihat jauh dengan mata minusku yang bertambah parah ini, quotes itu yang paling menohok yang bisa aku baca dari titik tempat dudukku. Sebenarnya sih, aku ingin ada seseorang yang penting di hidupku membaca quotes itu, karena ia selalu memberitahuku bahwa kemiskinan itu banyak mudharatnya dibandingkan kekayaan. Namun aku sendiri berpikir keras pada diriku, apa sebenarnya aku juga takut miskin?

Sebelum aku menjawab pertanyaanku sendiri, aku setuju bahwa miskin (kadang-kadang terlihat) banyak mudharatnya. Tapi, aku masih berpikir, lebih banyak mana dengan mudharat kekayaan. Kalau yang kebanyakan orang lihat, orang miskin bisa saja mencuri, memalak, atau membunuh untuk mendapatkan harta. Insting manusia lah untuk survive dalam hidup, sehingga orang berusaha sekeras mungkin dengan cara apapun untuk tetap hidup, walaupun dosa.

Tapi betulkah kemiskinan paling banyak mudharatnya? Buktinya, justru orang-orang kaya yang banyak merugikan masyarakat di Indonesia. Orang kaya makin serakah dan makin korupsi, artis-artis kaya memamerkan kekayaan hingga 'penontonnya' jadi konsumtif. Aku percaya apa yang dibilang Uncle Ben-nya spiderman itu benar.

"Great power comes with great responsibility"

Artikan power itu adalah kekayaan. Dengan begitu banyak kekayaan, tentunya tanggung jawabnya begitu besar dengan kekayaan tersebut. Kalau dalam islam, seharusnya sedekah lebih banyak untuk membantu orang-orang yang kurang mampu. Tapi, entahlah apakah orang-orang kaya banyak yang melakukan hal itu atau semua kekayaannya dikonsumsi sendiri. Toh aku gak akan pernah tau, kalau sedekah kan harus diam-diam, iya kan? Intinya kalau gak sedekah, dosa juga.

Kalau dipikir-pikir, miskin dan kaya sama-sama menyeramkan bukan? Jadi, apakah aku takut miskin? Atau apakah aku takut kaya? Intinya aku tetap ingin seperti yang aku tuliskan di blog ku sebelumya, bahwa aku ingin hidup sederhana. Sehingga miskin dan kaya tidak begitu peting. Pada akhirnya aku, semua orang, harus bertanggung jawab dengan apa yang dimiliki. Intinya aku harus selalu bersyukur dengan apa yang kudapat dengan usaha yang wajar dan halal, intinya aku ingin bahagia apa adanya. Aku berharap, idealisme ini bertahan hingga aku bertambah tua dan bisa mengajarkan kesederhanaan pada anak cucuku nanti.

Maaf ya kalau ngablu, malem-malem ngetiknya soalnya, hehe

Saturday, July 16, 2016

You Only Live Once

Sebagai orang yang relijius, pastinya sudah pada tau bahwa ada afterlife setelah kita meninggalkan Bumi ini. Namun terlepas dari urusan relijius terkait ibadah dan hal-hal wajib lainnya, tentu kita seharusnya menikmati hidup di bumi ini toh?

Pada suatu saat, aku bingung apa yang harus aku lakukan untuk menikmati hidup ini? Secara, gak mungkin satu orang bisa menjelajahi semua yang ada di bumi ini, mencicipi semua makanan yang ada di bumi ini, menjalani semua profesi yang ada di bumi ini, dalam satu masa hidupnya. Ah, aku jadi teringat buku fiksi The Alchemist tentang manusia abadi yang bisa hidup selamanya. Dalam sejarah hidupnya ia telah menjalani berbagai profesi dihidupnya, berpindah tempat tinggal di banyak negara, dan menguasai banyak bahasa. Ah, aku sangat ingin bisa seperti itu. Tapi aku tidak ingin hidup abadi. Aku tau tidak ada yang abadi. You only live once. A SHORT ONCE.

Iya, hidup ini pendek banget. Bagaimana kita bisa memaksimalkan hidup kita sebagai manusia di bumi ini? Memaksimalkan semua nikmat dari Allah swt yang berlimpah-limpah di bumi? Awal sekali, aku berpikiran untuk mendedikasikan hidup untuk traveling, menarik bukan bisa menapakkan kaki ke seluruh penjuru bumi ini? Namun tentu hal itu sulit, secara materi dan waktu pastinya. Kemudian untuk saat ini khususnya, aku sedang menikmati hidup sebagai pekerja yang belum berkeluarga dengan mencoba banyak makanan dan mencoba berbagai jenis make up. Iya, karena dua hal itu yang kusuka. Tapi, rasanya konsumtif sekali ya?

Pada suatu saat aku berfikir, sebenarnya tidak selamanya jika kita harus "menikmati" hidup ini. Menikmati dalam arti yang konsumtif. Memang iya, banyak yang bisa kita nikmati dengan konsumtif karena Allah menciptakan bumi ini dengan kaya. Tapi apakah dengan itu kita menjadi manusia yang sebenarnya? Dengan cara seperti itu, apa gunanya kita bagi orang lain? Aku jadi berfikir ulang, akan lebih baik jika kita menggunakan hidup kita dengan memberikan manfaat bagi orang lain? Tidak semua orang bisa makan enak, bisa traveling, bisa dandan pakai make up. Bahkan ada orang yang menganggap hal-hal itu "buat apa?" karena yang mereka pikirkan hanyalah survive. Survive dari kehidupan yang sangat kurang, bahkan survive dari perang. 

Ketika ada saatnya aku iri dengan orang lain, yang bisa memposting makanan enak, mencoba make up mahal dan traveling kemana-mana, aku jadi teringat bahwa bukan itu tujuan hidupku. Mungkin itu bisa membuatku senang, tapi apa yang mengalahkan rasa senang jika sudah mampu membantu orang lain? Ya, aku ingin bermanfaat. Aku ingin menjadi sejarah bagi orang lain. Because I only live once.


Friday, July 15, 2016

My New Page: Indo Shopping

Continued..

Ok, sejak gw demam online shopping, gw jadi memperhatikan, barang-barang yang dijual oleh para pedagang online. Hal yang gw perhatikan adalah, gw jaraaaang banget melihat barang dengan Brand Indonesia, alias produksi sendiri. Mirisnya, terkadang pedagang mampu membuat barang-barang KW dari barang mahal luar negeri dengan kualitas yang bagus banget, misalnya kayak bikin tas KW super Michael Kors, Longchamp, dsb. Maksud gw, kenapa dengan kualitas pembuatan yang sebagus itu, mereka tidak membuat produk baru dengan label sendiri? Gw merasa sayaang banget dengan hal itu.

Pertama gw ingin lihat dari sisi pedagang. Oke, pedagang memang ingin mencari untung sebanyak mungkin dengan usaha yang sedikit mungkin. Dengan meng-copy desain dari  brand ternama tentu mudah bukan? Keuntungan pun juga besar karena dengan bahan yang KW, bisa dijual agak mahal meski ga semahal dengan barang aslinya. Katanya produk luar negeri lebih bagus daripada produk Indonesia? Lah itu tas KW merk luar negeri yang dibeli juga buatan Indonesia.

Nah, kenapa sih pake repot-repot bikin KW nya? Kalo dari sisi konsumen, ambil contoh aja Indonesia. Indonesia ini unik, orang-orangnya suka banget sama barang-barang branded, meski gak mampu beli yang aseli, tapi tetap harus branded. Apalagi kalau ada yang lagi hits, langsung dibeli. Pasti langsung ada KW nya. Intinya, orang Indonesia ini rasa-rasanya sangat berbinar-binar dengan barang luar negeri yang 80% ada di mall-mall. Kemana-mana kalau gw lihat di jalan, di angkutan umum, di kantor, hampir semuanya memakai barang bermerk luar negeri. Tapi kalau disuruh menyebutkan brand fashion Indonesia misalnya, gak tau deh pada bisa apa engga.

Gara-gara itu gw jadi mikir, kasian banget ya Indonesia jadi gak punya kepribadian kayak gini. Pengen gitu gw denger orang-orang berebutan buat beli barang produk Indonesia. Gw sendiri sebenernya newbie dalam hal shopping menyopping, dan menurut gw bener-bener susah mencari produk Indonesia. Nah berhubung gw masih deman online shopping, sejak saat itu gw memfokuskan diri untuk searching produk-produk buatan Indonesia. Meskipun sulit, gw tetap berusaha mulai sekarang mencoba perbanyak beli barang-barang buatan Indonesia. Meski nanti kantor gw elit lah, atau pergaulan gw modern lah, insyaAllah gw pingin mencoba untuk terus mendukung produk Indonesia.

Di postingan sebelmnya gw bilang kan punya list nama-nama shop yang gw langganin atau gw incar? Sekarang gw mau share ke kalian di page baru gw berjudul..


Indo Shopping ini isinya web site/ page online shop (mostly) dan offline shop yang menjual produk buatan Indonesia, baik punya brand label sendiri pada produknya maupun tidak. Mungkin ini versi kecil dari semua toko-toko lokal di Indonesia. Sebenernya, awal pemikiran gw adalah, gw ingin membuat website online market, semacam Tokopedia gitu, tapi, khusus untuk toko-toko yang menjual produk lokal, asli buatan Indonesia. Awalnya, gw berharap pas searching di google udah ada yang kayak gitu, tapi ternyata belum. Ya Allah, semoga nanti gw bisa bikin kayak gitu, sayangnya gw bukan ahli IT atau marketing, tapi kalau ada orang-orang yang ingin bantuin gw bikin The Biggest Indonesian Online Shop, boleh ya kontak gw. Tapi, kalo ada yang tiba-tiba bikin website itu sendiri, ya bagus sih, tapi kok ga bilang-bilang gue? Hehe..

Intinya, semoga Indo Shopping ini bisa menjadi referensi buat kalian yang mau mengembangkan dan mengharumkan prduk buatan lokal. Meski gw tau pembaca blog gw bisa diitung jari (wkwk), minimal bisa jadi referensi gw pribadi dan teman-teman terdekat gw. Sekian dulu, happy shopping our local product!

Keep Supporting Indonesia Local Product!

Tentang Shopping: Demam Online Shopping

Hi guys! Mau cerita nich, tapi agak panjang, gapapa yaa? hehe.

Ceritanya, gw itu lagi demam sama yang namanya online shopping. Berhubung ceritanya gw udah punya penghasilan sendiri, sisa-sisa penghasilan itu gw habiskan untuk shopping! Duh, rasanya tuh seneng banget kalau pulang ke rumah terus di rumah ada paket. Gw sendiri sekarang lebih prefer online shopping daripada offline. Kenapa? Pertama, gw tuh males jalan-jalan di mall karena rame. Kedua, gw itu orangnya ga cepat membuat keputusan, sehingga kalau belanja di mall, bisa-bisa lamaaaa banget. Kadang-kadang cuma capek doang tapi malah barang yang dibutuhkan tidak terbeli.

Nah, sejak gw mulai percaya sama yang namanya online shopping, gw apa-apa beli online, mulai dari baju, make up, benang rajut, sampai mainan kucing gw beli. Ga jarang sih gw kalap belanja online sampai kalau datang ke rumah tiba-tiba ada 5 paket, hehe. Soalnya, dengan online shopping gw bisa milih-milih barang yang gw ingin kan dan sesuai sama gw. Gw bisa banding-bandingin dulu sampai yakin sambil bertapa di kasur, daripada muter-muter di mall dari toko ini ke toko itu. Terus, biaya online shopping itu lebih murah ketimbang gw pergi ke mall. Iya, barang yang dianter JNE itu paling cuma 9rb ke Depok, dibandingkan gw harus bolak-balik ke mall, kadang naik gojek yang bisa sampai 50rb pulang pergi.

Kekurangannya, ya pastinya terkadang ada barang-barang yang tidak sesuai harapan. Well, gw mentoleransi itu dengan alasan bahwa terkadang barang bisa ditukar atau dikembalikan. Atau ya..dijual lagi, hehe. Kemudian kekurangannya lagi terkadang juga barang sangat lama sampainya (tapi itu sudah jarang banget sekarang). Terus, kalau online shopping kan kadang terbatas, kita gak bisa pilih barang-barang branded yang biasanya ada di mall. But that's completely fine for me!

OK, pada intinya saat ini gw sedang demam-demamnya online shopping. Gw sampai punya catatan website dan akun instragram online shop yang gw langganan atau gw incar. Nah dari sini gw punya ide! *lampu* *kedip-kedip* *bersinar-sinar*

To be continued....

Wednesday, June 22, 2016

Jadi Orang Sehat Harus Egois

Hi! Apa kabar?
Di musim hujan ini pasti banyak yang lagi sakit ya?

Well, alhamdulillah gue engga (jangan belum)  sakit. Udah dari bulan Januari gue ga sakit, terutama sakit flu.  Penyakit ter mainstream se-mother earth. Tapi, sebenernya ini gue udah agak2 radang gitu sih.  Aduh, tambahin lagi deh minuman lemonnya,  dan tidur sekarang biar istirahat .

Iya, udah sekitar 3 minggu gue tuh struggle dari yang namanya sakit (sebut saja flu). Secara, ini lg musim hujan dan sepertiny semua orang di lingkungan gw sakit. Mulai dr di rumah,  di angkutan umum, di kantor, semuaaa sakit. Huft.
Masalahnya, sakitnya pada bagi-bagi gitu.  Bersin di depan muka, batuk di depan muka.  Alhasil, yang sakit orang lain, gue yang harus pake masker di angkutan umum biar ga ketularan. Padahal pake masker tuh panasss. Udah gitu, di rumah gue harus olahraga tiap hari biar tetap fit, dan minum air lemon yg superasem. Cuman buat menghindari penularan flu.

Pernah gue diliatin orang secara menyindir, gara2 kan gue lagi kegerahan pake masker di commuter line, trus samping gw ada yang bersin2, otomatis gue pake lagi dong maskernya biar ga nular.  Tp gw malah ditatap dengan tatapan "sengak banget sih ni orang gue sumpahin lo sakit". Gue jadi merasa orang paling egois sekomuter line.

Tapi setelah gue pikir-pikir, kalo gue ga egois kayak gitu: SIAPA YANG MAU BAYARIN PENGOBATAN GUE KALO GUE SAKIT?

Sedangkan gw kalo sekali drop sakit, bisa ga sembuh-sembuh sebulan.  Gue pernah nulis di blog soal ini kayaknya, if you wanna know. Kalo gw udah mau drop, gw langsung beli lemon, kan mahal, siapa coba yang mau reimburse. Udah gitu olahraga, gila abis pulang kantor aja rasanya cuma pengen tidur, tapi kalo bolos olahraga sehari aja badan udah rada2 mau drop. Tapi gw inget2 lagi kalo sakit itu ngga enak, jd gw bela2in melakukan semuanya. Alhamdulillah dari bulan Februari sampai Juli ini gw belom sakit. Semoga bisa bertahan minimal setahun ini, aamiin.

Intinya, gw cuma pengen pesen, jaga kesehatan semuanya yaa. Jaga kesehatan bukan cuma makan sehat tapi juga olahraga. Lalu, kalo udah sakit, please banget hargain yang engga sakit. Harga masker cuma 5000 di abang2 jalanan. Modal sedikit beli lemon, kalo ga mau, beli jeruk nipis juga murah. Gw ga akan segan2 pergi dari tempat yang ada orang batuk/bersin, mau dikira egois juga, asal gw ga sakit. 

Sekian dan terima kasih. Keep healthy as always 😘

Monday, March 7, 2016

Go Green: Sayang Anak Cucu

Hi bloggers, do you love your earth?

Dari dulu, sudah banyak kampanye-kampanye mengenai perlindungan untuk Bumi. Save the Earth, katanya. Banyak orang yang mendukung, banyak juga yang tidak. Sekarang juga lagi cukup hot tentang pemberlakuan biaya untuk plastik belanja di Indonesia. Ada yang dukung (seperti saya, meski Rp. 200 itu dikit banget), ada juga yang mendukung setengah-setengah. Anyway, memangnya kenapa sih alasannya melindungi Bumi? Karena global warming, polusi, kekurangan sumber daya alam?


Gw sebenernya orang yang cukup concern sama kehidupan di Bumi ini. Menurut gw, sekarang orang-orang sudah sangat kurang kesadaran dengan keberlangsungan dan kenyamanan di bumi ini. Gw sering melihat postingan-postingan tentang binatang-binatang yang mati karena gak sengaja (atau sengaja) makan sampah. Jauh dari itu, di jalanan kota mobil dan motor sekarang banyak banget, selain bikin macet, polusi juga makin menjadi-jadi. Serba salah, di laut mati karena sampah, di jalan mati karena polusi.

Gw sendiri orangnya aneh, secara tidak langsung gw ini kolektor plastik bekas, kertas bekas, kardus-kardus, hanya karena gw merasa sayang kalo dibuang begitu saja, padahal bisa didaur ulang (meski gak pernah sempat mendaur ulang sendiri). Gw juga agak concern sama AC dan lampu. Gw seringkali tidak pakai AC di kamar, apalagi kalau hari hujan, ngapain gitu, kan udah dingin. Gw sering ngingetin mama gw yang orangnya gerahan, buat ga boros-boros pake AC. Lalu gw emang belum bisa bawa kendaraan sendiri sih, jadi sampai sekarang sih alhamdulillah masih pakai kendaraan umum ketika berpergian. Sebenernya sih udah bisa bawa mobil, tapi gw juga naik kendaraan umum, jadi gak pernah kepake skillnya. Hehe

Anyway, kenapa sih gw repot-repot kayak di atas,  sebenernya cuma karena satu alasan: Gw sayang sama anak dan cucu gw. Iya, meskipun gw belum punya anak, apalagi cucu (boro-boro, suami aja belom)  tapi gw udah segitu sayangnya sama anak-anak dan cucu gw nanti. Gw pingin mereka hidup aman, nyaman, dan bahagia. Gw pingin mereka bangga sama gw. Gimana caranya? Menyelamatkan lingkungan hidup mereka.

Gw gak pengen, anak gw gak bisa menikmati udara yang sejuk. Gw gak pengen nanti anak gw gak tau yang namanya lautan biru. Gw gak mau anak gw nanti takut megang pohon karena pohon langka banget. Gw cuma mau, anak gw bisa selalu bersyukur, akan keindahan dan kekayaan yang diberikan secara alami oleh Allah. Gw pengen anak gw semakin dekat dengan Allah dengan melihat ciptaan-ciptaannya yang indah dan bermanfaat. Bukan hanya menggunakannya dengan cuma-cuma, egous sampai habis.

Suatu hari saat saya sedang menjalankan liqo, pembahasan saat itu salah satunya menyerempet ke manusia dan alam. Hal yang menjadi insight di hari itu adalah bahwa semesta alam itu ditundukkan oleh Allah swt kepada manusia. Iya, tanaman, hewan, udara, semua tunduk sama manusia. Makanya kita bisa hidup di bumi, gak kebakar matahari atau kedinginan. Bisa ambil sumber daya alam semaunya. Tapi semakin ke sini, manusia semakin serakah dalam mengambil sumber daya alam, bahkan sampai merusak bumi itu sendiri dengan sampah, polusi dan sebagainya.  Right?

Al Quran Surat Al-Qashash [28], ayat 77
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Dari ayat itu kita tahu bahwa memang sudah dianjurkan untuk menjaga bumi ini. Go green itu bukan kampanye semena-mena, idealisme anak muda atau hipster. Tapi tuntutan Allah swt. sang pencipta alam dan manusia. Ga perlu repot2 dulu. Cukup lakukan hal2 kecil seperti hemat air dan listrik. Kelola sampah di dalam rumah, kurangi transportasi dengan kendaraan pribadi, dsb. Kalau suatu saat kamu bertanya kenapa kamu repot2 melakukan semua ini, jawaban dari gw adalah "Untuk anak dan cucu". Buatlah mereka bangga dengan perilaku kamu yang sekarang, perilaku yang dicintai Allah swt.


Go green!

Saturday, January 23, 2016

Durhaka..sama siapa?

Hi bloggers, kalau kalian mendengar kata "durhaka", apa yang terlintas dibenak kalian? I bet most of you berpikir kalau durhaka itu adalah sesuatu yang terjadi oleh anak kepada orangtua. Iya, dari kecil kita sudah dididik untuk tidak durhaka pada orangtua, kayak di cerita Malin Kundang. Harus nurut, harus menghormati, membantu orangtua, dan sebagainya. Ok betul, di agama pun kita diajarkan untuk berbakti pada orangtua, karena aku sendiri ya percaya, orang tua itu yang telah mengasuh dan mendidik kita, sehingga kita perlu membalas kebaikannya.

Itu kalau memang benar diasuh dan dididik....dengan baik..

JENG JENG

Aku kepikiran bikin postingan ini ketika sedih melihat postingan di LINE tentang anak yang mengantung diri karena dirinya merasa tidak dicintai lagi oleh orangtuanya. Orantuanya bercerai, ayahnya kawin lagi, ketika anak ini janjian sama  ayahnya untuk ketemu, ayahnya sering melanggar janji. Ibunya juga entah bego, entah gak mau ngasuh, anaknya dititipikan ke nenek dan tantenya. Anak ini padahal sudah didiagnosa depresi dan memiliki kecenderungan suicidal, tapi tentunya, yang namanya bukan keluarga inti, nenek dan tantenya ini ya cuek bebek aja. Boro-boro orangtuanya. Akhirnya dengan perhitungan dan perencanaan (iya, direncanakan) yang benar-benar matang (iya, matang), anak ini menggantung diri di lemari kamarnya. Di ceritanya sih anaknya ini seniat itu sampai dia mengecek kekuatan lemari, dan sampai dibenerin kayunya biar kuat. Terus rencana bunuh dirinya yang sangat detail itu ada di notes hapenya. SUNGGUH. MIRIS. Aku sampai nangis baca beritanya.

Well, terkadang aku berpikir, durhaka itu gak cuma terjadi dari anak kepada orangtua, tapi dari orangtua ke anak. Aku yakin, banyak orangtua (kita ngomongin Indonesia aja dulu deh) banyak yang nyuruh anaknya, langsung bilang "jangan jadi anak durhaka!". Padahal ketika anaknya berbicara, meminta untuk didengar, tidak dihiraukan. Pemikiran orangtua masih konvensional, masih jaman Malin Kundang. Kalau dalam kasus bunuh diri anak yang aku sebutkan ini, ekstrim sih, boro-boro anaknya bisa membalas kebaikan orangtua, orangtuanya aja kabur semua. Miris gak sih kalau denger ada anak-anak ngomong "kalau ga bisa ngurus anak, gausah punya anak!"

Second thought.

Punya anak buat apa?

Apa karena emang formalitas, habis nikah trus punya anak? Atau karena emang kebobolan aja? Atau emang sebenernya pengen cepet-cepet nikah biar ngerasain kawinnya aja tapi ga pengen punya anak? Ini aja masih dalam konteks orang-orang yang nikah, belum lagi yang gak pake nikah. *hadeuuh pusing*

"Ah Syaki, lo mah masih kecil, belom ngerasain punya anak." Well, betul. Tapi secara pribadi dan niat, aku sendiri pengen punya anak *cuma ya calon bapaknya belom ada*. Bener-bener pengen ngurusin anak, bahkan sudah mencatat apa hal-hal yang mau dilakukan kepada anak. Dan kebetulan karena aku lulusan psikologi, catatannya aku bagi jadi sesuai tahap perkembangan anak. Gw bahkan janji sama diri gw sendiri apa yang akan dan tidak akan dilakukan ke anak. Semuanya gw catat secara pribadi. Kalo nanti abis nikah masih merasa belum siap punya anak, gw bakal tetap tunggu untuk mempersiapkan dulu, insyaallah berani untuk ga peduli apa omongan dari keluarga dan orang lain. Toh kalau nanti mendidiknya salah, kita-kita juga yang disalahin sama pihak-pihak itu.

Salah satu niat aku punya anak adalah agar ada yang bisa terus mendoakan aku saat di akhirat nanti. Doa anak soleh adalah pahala yang terus mengalir walaupun sudah mati kan? Aku cuma takut kalau aku 'durhaka' sama anak, anak aku ga sudi mendoakan aku ketika sudah mati. (PS: itu cuma salah satu niatku kok yang bisa dikaitin sama postingan blog ini, hehe)

So people, yes, all of people, khususnya yang ingin punya anak, aku harap kita bisa menjadi orangtua yang tidak durhaka kepada anaknya ya :)

Popular Posts