Tuesday, September 30, 2014

Sakit (Part 2)

Senin, 22 september 2014
Hari ini aku dan mamaku kembali ke RS untuk konsultasi dengan dokter hematolog yang sama dengan terakhir kali konsul. Kali ini, aku mendapatkan antrian yang entah kenapa berbeda dengan yang telah dijanjikan suster sebelumnya, sehingga kami lama sekali menunggu antrian. Dokter hematolognya pun baru mulai praktek jam 7 malam lebih karena beliau juga sempat terjebak macet. Sekitar jam 10.30 baru kami mendapat giliran masuk. Kami mengonsultasikan hasil USG, berdasarkan dokter USG, ada saran bahwa aku harus melakukan CT Scan agar terkonfirmasi lebih lanjut. Karena hari ini sudah malam, maka akan dilakukan besok hari. Sebelum pulang, dokter menyarankan agar malam ini saya dicek lagi darahnya di lab. Hasil lab akan diambil besok dan kami pun mengendarai mobil menuju rumah.

Ketika di tengah perjalanan pulang, di cilandak tepatnya (rumah aye jauh dari RS), tiba-tiba ada nomor tidak dikenal yang menelepon hp-ku. Saat diangkat, ternyata dari RS. Ternyata hasil lab yang hanya menunjukkan kadar darah sudah keluar dan hasilnya Hb aku sudah turun menjadi 7,5 dan trombositku 121.000. Suster mengatakan bahwa hasil ini sudah dilaporkan pada dr. Hematolog kami, dan menyarankan untuk segera rawat inap dan ditransfusi darah, karena jika jumlah Hb sampai mencapai 6 bisa sampai mengakibatkan sesak nafas. Akupun membiarkan mamaku mendengarkan langsung penjelasan dari suster dan dokter via telepon, dan malam itu kami berbalik ke RS.

Di RS kami melakukan registrasi dan saya langsung memasuki ruangan rawat inap. Sambil dipasangi selang infus yang alhamdulillahnya saya gak nangis. Dokter Hematolognya berkata bahwa, pasti cairan bebas yang dimaksud dari hasil USG adalah darah, karena tidak tahu alasan kemana darahku pergi sehingga Hbku bisa turun. Saat itu pukul 12.30 dan saya sudah terbaring dengan selang infus dan selang oksigen di hidung. Baru pukul 3 pagi, saya baru dipasangi infus darah karena proses administrasi dan persiapan seperti menghindari saya dari demam, karena saat itu saya sedikit demam. Itulah pertama kalinya saya ditransfusi darah. Menurut dokter, saya perlu ditransfusi sebanyak 500cc darah.

Selasa, 23 September 2014
Besok paginya, setengah darah dari kantung kedua transfusi darah dicabut karena alirannya ke tubuhku melambat, dan hal ini tidak baik. Jadi kami merelakan setengah kantung darah tersebut. Makasih ya untuk siapapun pendonornya :"). Hari ini jadwalku untuk di CT Scan. Persiapan untuk CT Scan, aku diharuskan berpuasa minimal 6 jam, tidak boleh makan dan tidak boleh minum. Berbeda dengan proses USG yang tidak boleh makan namun harus tetap minum bahkan harus menahan pipis saat proses USG. Pagi dini hari aku sudah diberikan snack untuk persiapan puasa. CT Scan baru akan berlangsung pukul 11 siang dan saya sudah cukup lapar. 

Akhirnya tiba waktu untuk di CT Scan. Saya memasuki ruangan, dan berbaring pada sebuah alat seperti ini.
(source)
Saya yang hanya berbalut baju kain, dan telah melapas semua benda bermetal kemudian diinstruksikan untuk mengangkat tangan, dan aku masuk! Gak ada rasa apa-apa sih, tapi aku takut dan memejamkan mata jika masuk ke dalam, hehe. Beberapa kali diinstruksikan untuk menarik dan menahan nafas. Setelh itu aku dimasukan cairan ke dalam selang infusku. Namanya cairan kontras, ya mungkin yang bikin fotonya lebih kelihatan. Cairan ini terasa panas dan sesak ketika sudah masuk tubuh. Cukup bikin takut dan gak nyaman, tapi tidak apa-apa. Kemudian saya melakukan prosedur ulang seperti sebelum diberikan cairan kontras. Setelah selesai, saya dianjuran banyak minum agar cairan kontras cepat keluar.

Rabu, 24 September 2014
Hasil CT Scan baru keluar pada siang hari. Ada dokter baru yang menjelaskan bahwa saya terkena usus buntu yang sudah membengkak sebesar 2 kali lipatnya ukuran normal. Itu dokter pencernaan. Datanglah dokter kedua yang mendatangi saya, yaitu dokter kandungan. Eggak, saya gak hamil. Ternyata, saya juga memiliki kista berukuran borderline di luar ovarium kanan saya. Menurut dokter, saya sudah pasti harus menjalani operasi usus buntu, namun masih dipertimbangkan untuk kistanya, apakah harus diambil atau tidak, karena ukuran segitu masih bisa dilakukan pengobatan biasa. Akhirnya kami memutuskan untuk mengambil kedua penyakit tersebut. Namun, anehnya, masih tidak ada alasan jelas kenapa Hb dan trombosit saya berkurang, karena kista dan usus buntuk tidak mengurangi kadar darah kecuali jika pecah. Namun dalam foto CT Scan tidak yakin terlihat pecah.

Besok saya dijadwalkan untuk operasi. Persiapan yang dilakukan adalah berpuasa selama minimal 6 jam sebelum operasi. Sama seperti CT Scan. Lalu ada juga pengeluaran feses secara paksa secara keseluruhan yakni disebut "dipompa". Jadi, melalui dubur saya dimasukan cairan banyak sekali, sampai perut saya terasa penuh dan merasa ingin buang air besar. Suster berkata bahwa, segera lari ke kamar mandi ketika selang sudah dicabut. Dan itu adalah pengalaman buang air besar saya yang paling horrible. Seperti diare, tapi gak terlalu parah mulesnya. Kotorannya keluar semua, cair.  Saya 15 menit sendiri di dalam kamar mandi dan mengguyur toilet sekitar hampir kali. Perutnya kosong yay. Selain itu saya juga harus dicukur rambutnya dari perut ke bawah, sebelum kaki. You know what i mean. Biar gak ada infeksi katanya sih. Lalu juga saya disarankan mandi. Alhamdulillah, sejak senin kemarin belum mandi dan keramas, hanya di lap sama suster pakai semacam tisu basah besar.

Kamis, 25 September 2014
Jam 4 pagi saya sudah bangun, mandi, sholat dan bersiap untuk operasi. Saya mengenakan baju operasi yang dipakainya dari depan ke belakang, dan diikat di belakang. Ikatannya juga cuma gitu aja, bisa keliatan kulitnya kalo lari-lari, haha. Ini momen yang menegangkan. Bisa saja kan saya mati saat proses operasi. Makanya saya berdoa banyak-banyak.

Jam 6 saya sudah di ruang operasi. Saya dijejeri dulu di sebuah sudut. Ada seorang ibu hamil yang akan dioperasi sesar. Seharusnya dia dijadwal pada jam 5 pagi namun ia telat sedikit, dan agak disindir gitu sama dokternya karena saya yang jadwalnya am 6 saja sudah datang hehe. Soalnya takut kenapa-kenapa kalau telat. Persiapannya itu aku dipasangi selang infus baru dulu, terus sempat pipis dulu karena ruangannya dingin sekali. Lalu baru aku dimasukan ke sebuah ruangan lagi, yang ternyata benar-benar ruangan operasinya. 

Kaki saya diberi pengaman, semacam pengikat, mungkin biar aku gak jatuh atau tersentak. Tangan kanan saya yang dipasang infus memiliki tempat sendiri melintang ke kanan. Dokter anastesinya datang dan mulai memasukan bius ke dalam selang infus. Hal ini yang paling mendebarkan. Awalnya tidak terasa apa-apa. Namun lama-lama saya lemas, dan pandangan saya mulai kabur, dan saya sudah tidak sadar.

Entah jam berapa, saya setengah sadar. Sepertiny mengigau. Saya merskan cenut-cenut di perut saya, tapi saya gak bisa bangun, saya memanggil-manggil suster dan dokter. Saya benar-benar mengigau, sepertinya saya memanggil dengan suara yang seharusnya teriak, tapi tertahan. Dan saya ingat ada yang menghampiri saya,bilang, mau apa? Saya bilang entah, dingin, sakit, atau pipis. Entah apalah, seperti mimpi rasanya. Ya Allah saya malu, haha.

Saya bangun, dan kata suster saya sudah boleh dipindahkan. Tapi badan saya masih sangat lemas. Badan saya pun dipindahkan ke kasur dorong, dan dipindahkan ke kamar inap saya. Saya tanya, waktu itu jam 11. Wow lama juga saya tidur. Di kamar tidur saya tidak berminat apa-apa, hanya tidur, terbangun beberapa kali namun langsung tidur lagi. Tidak mau makan juga, hingga keesokan harinya.

Jumat, 26 September  2014.
Saya baru sadar kalau saya dipsangi selang pada saluran kencing saya, dan ada satu selang lagi di perut saya untuk mengalirkan darah keluar. Ketika saya benar sudah bisa berpikir jernih dan bangun, makan, saya dijelaskan oleh dokter. Ternyata, kista saya itu sudah robek sedikit yang menyebabkan pendarahan di dalam perut. Benar, cairan bebas di luar usus itu adalah darah. Dan di perut bagian kanan bawah saya dipasangi selang drain untuk mengeluarkan sisa darah yang bocor tersebut. Di selang saluran kencing saya juga terkadang keluar darah yang bukan menstruasi, namun sisa operasi, karena kistanya di ovarium kan ya. Agak nyeri-nyeri sedikit sih tapi hari itu selang pipi saya bisa dikeluarkan.

Sabtu, 27 September 2014
Hari ini selang drain saya dilepas, dan anehnya lukanya tidak dijahit tapi hanya ditutup. Saya tidak berani melihatnya. Ohya, katanya juga ada video saat operasi lho. Sehabis aku sembuh aku mau nonton ah, haha. Tadinya kata dokter aku bisa pulang hari ini, tapi masih ada darah yang suka merembes-rembes keluar kasa bekas selang drain aku, jadi belum pulang dulu. Besok akhirnya aku pulang.

Minggu, 28 September 2014
Akhirnya aku bisa pulang. Setelah luka bekas drain aku ditutup pakai kasa yang baru, aku diberi obat-obatan dan pulang. aku diberikan petunjuk selama seminggu, karena aku harus bedrest selama 1 minggu lagi! Huf aku bolos 3 minggu dongs. Aku disarankan untuk diet berupa ekstra hati dan jus bit untuk penambah mutu darah. Aku juga ga boleh mengangkut beban berat dan naik turun tangga, dan sebagainya. Sabtu depan aku baru akan kontrol lagi ke dokter. Semoga aku sudah pulih sepenuhnya sehingga bisa beraktivitas lagi ya!

No comments:

Post a Comment

Popular Posts