Thursday, February 20, 2014

Tentang Berdoa

Sedikit pencerahan dari seorang senior ketika memberikan tausiyah di saat akan memulai rapat.

Dear moslems, kapan terakhir kalian berdoa pada Allah swt.? Waktu shalat? barusan?
Lalu..
Apa doa kalian? Sesuatu yang besar? Mendoakan orang tua dan keluarga? Berdoa agar menang lomba? Berdoa semoga ujiannya lancar?

Seringkali kita berdoa, berdoa untuk hal-hal besar yang memang kita merasa urusan dapat atau tidaknya, menang atau tidaknya adalah di luar kuasa kita. Maka kemudian kita berdoa untuk menyerahkan segala hasil usaha kita kepada Allah dan menunggu hasil yang terbaik.

Tapi, bagaimana dengan hal-hal yang kecil? Misalnya, apakah kamu berdoa ketika salah satu alat tulis kamu hilang agar cepat ditemukan? Apakah kamu berdoa agar kamu mendapatkan tukang ojeg yang baik ketika akan mengantarkanmu? Apakah kamu berdoa agar lift yang kamu naiki tidak berhenti ketika kamu di dalamnya? Hal-hal kecil yang mungkin sepele, tapi sebenarnya berdampak signifikan. Yang mungkin kamu merasa tidak perlu bedoa untuk mendapatkannya.

Mungkin kau akan bilang, "Hmm iya ya, kenapa aku gak berdoa untuk hal-hal yang kecil kayak gitu. Apa aku hanya ingat Allah ketika ingin meminta sesuatu yang besar saja? Mungkin teman-teman, ini saatnya kita biasakan, untuk selalu meminta kepada Allah, sekecil apapun. Dengan itu kita akan selalu mengingat Allah.  

Allah swt. bukanlah sesuatu yang akan mengatakan "Ah kamu terlalu banyak berdoa". 

Sekecil apapun dan sesepele apapun doa kita akan didengar oleh Allah swt. Mungkin banyak yang merasa Allah tidak akan mengabulkan doaku yang ini. Sesungguhnya jika kamu berdoa untuk kebaikan, Allah akan mengabulkannya. Jika tidak, mungkin belum waktunya Allah mengabulkan doamu tersebut. Atau doamu tersebut akan digantikan oleh Allah sebagai pelindung kamu atau hal baik yang menimpamu. Misalnya, kamu berdoa untuk mendapatkan sesuatu, Allah tahu sesuatu itu tidak dibutuhkan olehmu, maka doa tersebut bisa saja ditunda, atau diganti dengan sesuatu yang lebih dibutuhkan olehmu, misalnya kamu pada hari itu juga setelah berdoa, ternyata kamu tersesat di jalan, doamu tadi diganti oleh Allah menjadi pertolongan, seseorang yang datang dan membantumu agar tidak tersesat. Wallahua'lam.

Kepikiran aja, terasa sekali lho kawan, kita bergantung sekali pada sesuatu yang besar diluar kita. Aku tidak membayangkan jika Allah swt. tidak ada. Tidak ada Tuhan. Akan bergantung pada siapa aku?

Saturday, February 8, 2014

Sing Again

Wuhuuu yap senang rasanya bisa kembali menyanyi bersama :)

Setelah sekian tahun gw vakum dari nyanyi a.k.a perform  nyanyi, sekarang gw mencoba untuk kembali menjadi diri gw yang dulu. Pertama kalinya gw ikut acara kampus ini sebagai performers. Dan pertama kalinya nyanyi di depan panggung Psiko. Bilik Musik @Tenda Purnama F.Psi UI 2014 (Genap):


Di Pangung

Di Belakang Panggung

Terima kasih teman-teman Bilik Musik Psikologi UI atas kesempatannya :)

Song of the Day: Our performance songs! :D

1. Bruno Mars - Treasure


2. Mash Up: Lorde/ Miley Cyrus - Royals/Party in the USA
(yaaa...coba saja sendiri bagaimana hasil mash up ini, hehe :P)

Sunday, February 2, 2014

Melihat Lebih Luas

I did some blogwalking and then gw menemukan suatu cerita yang menurut gw kalo bisa diekspresikan dalam bahasa sunda: "ETA PISAN!"

Selamat membaca :)

Suatu hari seorang suami pulang kerja, dan mendapati tiga orang anaknya sedang berada di depan rumah. Semuanya bermain lumpur, dan masih memakai pakaian tidur. Berarti semenjak bangun tidur, mereka belum mandi dan belum berganti pakaian.

Sang suami melangkah menuju rumah lebih jauh.. Ternyata .. kotak-kotak bekas bungkus makanan tersebar di mana-mana. Kertas-kertas bungkus dan plastik bertebaran tidak karuan. Dan … pintu rumah bagian depan dalam keadaan terbuka.


Begitu ia melewati pintu dan memasuki rumah... MasyaAllah … kacau … berantakan … ada lampu yang pecah. Ada sajadah yang tertempel dengan permen karet di dinding. Televisi dalam keadaan on dan dengan volume maksimal. Boneka bertebaran di mana-mana. Pakaian acak-acakan tidak karuan menyebar ke seluruh penjuru ruangan.


Dapur? Ooooh tempat cucian piring penuh dengan piring kotor. Sisa makanan pagi masih ada di atas meja makan. Pintu kulkas terbuka lebar.


Sang suami mencoba melihat lantai atas. Ia langkahi boneka-boneka yang berserakan itu. Ia injak-injak pula pakaian yang berserakan tersebut. Maksudnya adalah hendak mendapatkan istrinya, siapa tahu ada masalah serius dengannya.


Pertama sekali ia dikejutkan oleh air yang meluber dari kamar mandi. Semua handuk berada di atas lantai dan basah kuyup. Sabun telah berubah menjadi buih. Tisu kamar mandi sudah tidak karuan rupa, bentuk dan tempatnya. Cermin penuh dengan coretan-coretan odol..


dan....


Begitu ia melompat ke kamar tidur...


Ia dapati istrinya sedang tiduran sambil membaca komik!!!


?????#$%!###


Melihat kepanikan sang suami, sang istri memandang kepadanya dengan tersenyum.


Dengan penuh keheranan sang suami bertanya:
“Apa yang terjadi hari ini wahai istriku?!!”

Sekali lagi sang istri tersenyum seraya berkata:


“Bukankah setiap kali pulang kerja engkau bertanya dengan penuh ketidakpuasan:
'Apa sih yang kamu kerjakan hari ini wahai istriku' bukankah begitu wahai suamiku tersayang?!”

"Betul," jawab sang suami.


“Baik,” kata sang istri, "hari ini, aku tidak melakukan apa yang biasanya aku lakukan”.



***


Pesan yang ingin disampaikan adalah:


1. Penting sekali semua orang memahami, betapa orang lain mati-matian dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang lain itu agar kehidupan ini tetap berimbang, berimbang antara MENGAMBIL dan MEMBERI, TAKE and GIVE.


2. Dan … agar tidak ada yang mengira bahwa dialah satu-satunya orang yang habis-habisan dalam berkorban, menanggung derita, menghadapi kesulitan dan masalah serta menyelesaikannya.


3. Dan … jangan dikira bahwa orang-orang yang ada di sekelilingnya, yang tampaknya santai, diam, dan enak-enakan … jangan dikira bahwa mereka tidak mempunyai andil apa-apa.


4. Oleh karena itu, HARGAILAH JERIH PAYAH DAN KIPRAH ORANG LAIN dan JANGAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG YANG SEMPIT.



*
by Musyafa AR

Jangan Melihat dari Sudut Pandang Sempit (Reblogged from: source)

Popular Posts