Friday, November 30, 2012

Cerita Untuk Fu Yung Hai

Untuk Fu Yung Hai,

Tadi pagi aku tergesa-gesa. Sudah jam 7 dan baru saja aku menyelesaikan tugas yang seharusnya dikumpulkan siang hari ini. Entah kenapa aku tertidur begitu saja di depan laptopku, bahkan aku tidak ingat jam berapa terakhir kali aku sadar sebelum tertidur. Kelas pertamaku akan dimulai satu jam lagi. Ingin rasanya bolos tapi aku ingat ada kuis pagi ini, dan jelas aku belum sempat belajar. Namun akupun tetap bersiap dan bergegas berangkat. Untung saja jarak rumah dan kampusku dekat.

Saat kelas pertamaku, ternyata pengajar yang membawa soal kuis terlambat untuk masuk kelas, dan kuis akan diundur setelah satu kelompok menampilkan presentasi. Wah, senang sekali, aku punya waktu sebentar untuk belajar. Saat kuis, aku merasa sedikit percaya diri walaupun tahu pasti hasilnya akan kurang memuaskan, karena aku memang kurang maksimal dalam belajar. Lalu, ketika mengerjakan soal kuis......kruuuukkkkk......perutku berbunyi. Ah, aku lupa sarapan.

Jadwal kelasku hari ini padat sekali. Saat pergantian kelas pun aku tidak sempat membeli makan karena harus mengurusi yang harus diurusi. Jeda untuk makan siang pun menjadi sangat singkat dan hanya bisa dipakai untuk shalat. Di kelasku yang terakhir, kulihat temanku menikmati sesuatu dari sekotak styrofoam. Harum sekali aromanya, perutku bergejolak ketika menghirupnya. Kutanya padanya apa yang sedang ia nikmati. Namanya Fu Yung Hai, ia membelinya di salah satu tempat makan di lantai dasar. Akupun menambahkan poin di catatan kegiatan yang harus aku lakukan hari ini, dan di baris terakhir bertuliskan: beli Fu Yung Hai.

Kelas terakhir usai sudah, setelah itu ada beberapa urusan lagi dan aku masih harus bertemu teman-temanku untuk mengerjakan tugas kelompok. Kruuuuuuuukkkkkk..... Ah, sudah tidak bisa dibiarkan. Jam 4, aku menyempatkan diri ke tempat makan itu. Sepi, kosong bahkan, hanya ada aku sendiri. Aku bertanya kepada penjualnya "Mas, Fu Yung Hai ada?". Mas-nya sempat memasang ekspresi ragu dan bertanya kepada rekannya, seorang mbak. Lalu mbak-nya meyakinkan kalau bahannya masih ada. Alhamdulillah. Akupun duduk manis di tempat itu. Salah satu temanku kebetulan lewat melihatku sendiri dan menghampiriku. Ia bertanya sedang apa aku sendiri di sini. Aku bilang aku menunggu Fu Yung Hai. Cukup lama aku menunggunya, untung ada temanku yang menemaniku. Ia duduk di sampingku, bersama kami membunuh waktu. Akhirnya Fu Yung Hai nya pun jadi. Terbungkus kotak styrofoam yang terbungkus plastik bening.

Aku berjalan dengan temanku ke Selasar, dimana aku berjanji untuk mengerjakan tugas kelompok di sana. Aku sudah tidak sabar. Air liurku sudah meleleh. Aku segera mencari tempat yang nyaman untuk menikmati Fu Yung Hai ku. Duduklah aku di anak tangga Selasar. Kubuka kotak styrofoamnya. Kutuangkan saus yang menjadi pelengkap hidangan itu. Aromanya menyebar ke sekelilingku hingga teman-temanku protes karena tiba-tiba mereka merasa lapar.

Kuayunkan sendok memotong Fu Yung Hai, dan menyendok nasi. Masuk ke mulutku. Kunyah. Kunyah. Keningku berkerut. Apakah bayanganku salah? Karena aku masih lapar, otomatis kumasukkan suapan demi suapan lain ke dalam mulutku. Tidak, ini karena lidahku saja atau rasanya memang begini? Asin. Kuingin memasukkan suapan lain ke mulutku, tapi ku meragu, dan sendok itu kembali menyentuh styrofoam.

Tiba-tiba aku sudah tidak merasa lapar lagi. Kenyang malah, aku jadi tak ingin menghabiskannya. Kututup kotak styrofoam itu dengan lebih dari setengah isi di dalamnya. Ku tinggalkan di meja tempat informasi Suksesi, berharap akan ada yang tertarik untuk memakannya. Bahkan aku menawarkan teman-temanku tapi tidak ada yang mau. Sepertinya teman-temanku sudah tau, Fu Yung Hai ku tidak membuatku senang. Hingga aku selesai mengerjakan tugas kelompok, kotak itu masih berada di atas meja, tidak bergeser. Ingin rasanya aku meninggalkannya. Tidak, itu namanya tidak bertanggung jawab. Ingin rasanya aku membuangnya ke tempat sampah, karena aku malas membawa barang tambahan saat pulang, ribet. Tidak, aku tidak sejahat itu. Akhirnya kubawa bungkusan itu pulang.

Sesampainya di rumah, aku masih bingung harus kuapakan Fu Yung Hai ini. Aku ingin menghabiskannya tapi lidahku benar-benar menolaknya. Tiba-tiba adikku menyambutku. Ia bertanya, "Bungkusan apa itu kak?" Ku bilang bahwa ini Fu Yung Hai, seperti telur dadar namun ada banyak isinya. "Buat aku dong kak". Adikku pun dengan semangat merampas bungkusan itu dari tanganku. Aku tidak sempat menjelaskan bahwa Fu Yung Hai ini sedikit asin dan sudah dingin. "Enak kak". Adikku yang memang doyan makan sepertinya tidak merasakan hal itu dan akhirnya menikmati Fu Yung Hai dengan lahap sebagai porsi ke empatnya hari ini.

*sebuah balasan untuk Ratap Fu Yung Hai

Sunday, November 25, 2012

Now let me show you the shape of my heart...

(source)
Mungkin perlu waktu, tak perlu di bantu
Mungkin perlu usaha, tapi kuyakin bisa
Aku akan membuatnya utuh kembali

Wednesday, November 21, 2012

Yang Bikin Senyum-Senyum

20-11-2012
Hari ini, ada banyak hal yang bikin saya senyum-senyum :)

Hari ini, hari ulang tahun Psikologi UI 2011 yang ke-1! Happy birthday PSILABUS, semoga tetap jaya, kece, kompak, kritis, bertanggung jawab, dan tak lelah untuk berkontibusi! :D Sukses ya buku, pesta, cinta untuk kita semua! :D Btw, kami memang memilih tanggal 20/11/2011 sebagai hari jadi kami karena hari itu memang baru beberapa hari resmi menjadi mahasiswa baru setelah kelulusan Kamaba, dan angkanya memang merepresentasikan angkatan kami yaitu 2011. Ah, kangen loh ngumpul bareng kayak pas jaman maba, yang masih polos-polos dan imut-imut, haha. Sekarang kita ngumpul lagi untuk perayaan kalau kita udah "barengan" selama 1 tahun.  Kalo kata senior, kita udah pada "besar" :) Semoga kita bisa semakin bermanfaat dan berkreasi ya, Bus, jangan galau mulu :P 
Kue perayaan hari jadi Psilabus
Hari ini, tiba-tiba saya dapet kertas kecil berbentuk persegi panjang yang di lipat menjadi persegi, bergambar bunga di depannya, dan satu permen lolipop susu di selipannya. Paket itu di kasih sama Amel. Kenapa dia ngasih ini? Bro, sis, pesta demokrasi sudah di mulai di UI dan juga khusunya F. Psi. Kalo di UI namanya Pemira, kalo di Psiko namanya Suksesi. Saat ini di Psiko ada 2 kandidat Ketua BEM, 2 kandidat MPM Independen, dan 5 kandidat MPM Angkatan. Amel merupakan kandidat MPM Angkatan 2011. Dalam rangkaian acara Suksesi, ada yang namanya BKUP atau Bakti Kami Untuk Psikologi, dimana masing-masing kandidat diminta untuk memberikan sebuah bakti nyata yang terasa langsung  manfaatnya bagi sivitas. Nah, Amel ini BKUP-nya adalah memfasilitasi sivitas Psiko untuk memberikan pesan kepada sesama sivitas. Dan sivitas yang mendapatkan pesan akan mendapat satu permen lolipop untuk setiap kertas pesan yang didapatnya.

Jadi, apa sih isi kertas kecil yang saya dapat? Isinya ada semangat, pesan, dan.. segala yang membuat saya termotivasi setelah membacanya. Sebuah tulisan dari my secret admirer my sis, Farah. Makasih Far, bentar lagi lo dapet paket yang sama dari gw, hehe. Makasih Amel yang sudah memfasilitasi kami untuk mengungkapkan apa yang perlu diungkapkan :)

Kertas kecil penyemangat
Hari ini, juga ada eksplorasi kandidat ketua dan wakil ketua BEM UI 2013, yang notabennya cuma ada satu pasangan, yaitu Ali Abdillah dan Azhar Nurun Ala. Jadi, kita harus bener-bener baik nih mengeksplorasinya dan kandidat juga harus bisa meyakinkan sivitas untuk memilih dia, karena sistem pemilihannya jika hanya ada satu kandidat, maka mereka harus mendapatkan 50%+1 dari seluruh jumlah mahasiswa UI yang melakukan pemilihan raya.

Jadi, apa yang bikin senyum-senyum? Yah, seru aja sih mendengar pertanyaan-pertanyaan yang lucu dan keren dari ketiga panelis, serta jawaban-jawaban yang lucu juga dan bikin geregetan dari kandidat. Ya, sepertinya saya suka banget ngelihat orang dikerjain, haha. Intinya sih yang saya dapet, ternyata Psiko itu beda ya sama Fakultas lain. Di sini, semuanya harus loh berlandaskan urgensi, latar belakang, kebutuhan, dan teori. Di sini, sudah se-tertanam itu loh kalo suatu alamat blog itu haram banget buat ada di daftar pustaka suatu tulisan, dan masuk neraka loh kalo mengutip tanpa mencantumkan nama penulis. Di sini, perlu sejelas-jelasnya dan sekonkrit-konkritnya loh kalo mau menyatakan sesuatu. Yah, saya bangga sih karena dilatih untuk kritis, tapi mungkin saya bisa bilang, atau yang lain juga bisa bilang kalau fakultas saya ini fakultas yang rempong, hakhak.

Sayangnya, saya hanya bisa mengikuti sesi panelis dari eksplorasi ini, tidak hingga sesi floor karena hape saya mati, dan akan membuat kecemasan mama kalo saya berkegiatan sampai malam tapi gak bisa dipantau. Catatan aja, eksplorasi ini gak cuma dari sore sampai malam, tapi kemungkinan besar sampai pagi, tergantung jumlah floor dan sekritis apa floor saat itu. Kebetulan, di Sukesi saya bertugas untuk membuat surat perizinan kegiatan Suksesi, dimana panitia Pemira dapat meminta untuk memfasilitasi eksplorasi kandidat BEM di fakultas. Sudah mendapat izin kalo acara ini akan berlangsung dari jam 18.00-till drop *beneran ini yang di tulis koordinator umum fakultas*. Jadi, semangat buat panitia, kandidat, dan sivitas yang ingin mengenal calon pemimpinnya nanti! Btw, untuk yang ini, saya gak masukin foto karena nanti malah dikira tim kampanye mereka, hehe.

Terakhir, yang bikin senyum-senyum bahkan ngakak guling-guling itu, si Fasya yang failed banget seenaknya salah manggil nama senior yang di telepon, untuk ngebahas alat ukur kakak itu yang mau kita pinjam buat penelitian Metpenstat 2. Sya, makanya fokus! Haha :P

Song of the Day: Lady GaGa - Edge of Glory

Tuesday, November 20, 2012

Penting

Besar buat kamu, bukan berarti besar buat orang lain.
Kecil buat kamu, bukan berarti kecil buat orang lain.
Hal yang kamu anggap penting, belum tentu penting bagi orang lain.
Hal yang kamu anggap gak penting, belum tentu gak penting bagi orang lain.

Kepentingan itu, segitu berbeda-beda loh tiap orang. Jadi, jangan cuma melihat kepentingan diri sendiri ya. Kamu gak hidup sendiri loh :)

Song of the Day: Adele - Skyfall

Saturday, November 10, 2012

Hari Jadi, Hari Pahlawan

Dear bloggers, apa sih yang dimaksud dengan pahlawan? Sebatas mana seseorang bisa disebut pahlawan? Tiba-tiba saya teringat mata kuliah Etika yang saya ambil di semester 2 lalu. Jadi, ada tiga situasi dimana seseorang bisa disebut kudus atau pahlawan dalam arti eksklusif etis (copas dari slide Etika), yaitu :

1. Jika seseorang melakukan kewajibannya dalam keadaan dimana kebanyakan orang tidak akan melakukan kewajiban mereka, karena terbawa oleh keinginan teratur atau kepentingan diri.
2. Jika seseorang melakukan kewajiban dalam keadaan dimana kebanyakan orang tidak melakukannya, bukan karena disiplin diri yang luar biasa, melainkan dengan mudah tanpa usaha khusus.
3. Jika seseorang melakukan lebih daripada yang diwajibkan.

Mata kuliah ini absurd banget, dan jujur nilai Etika saya merupakan yang paling rendah diantara semua mata kuliah yang saya ambil. Berasa gak punya Etika, eits salah, kalau itu namanya Etiket, beda loh (tidak perlu dibahas lebih lanjut).  Sebenarnya saya belum mengerti betul makna dari tiga poin ini (lah terus kenapa di tulis?). Tapi saya mencoba mengingat  dan menjelaskannya mengenai apa yang saya dapat di mata kuliah ini.

Pada poin pertama, maksudnya adalah seseorang yang dapat disebut sebagai pahlawan adalah orang yang memiliki dorongan dari diri sendiri untuk melakukan kewajibannya dimana orang lain tidak memilikinya. Hmm agak cukup sulit dimengerti dan dibedakan sih. Yang ngerti, Alhamdulillah, yang gak ngerti, lanjut.

Poin kedua, ini menjelaskan tentang perbedaan kekuatan antara orang yang disebut pahlawan dengan orang biasa. Mungkin contoh fiktifnya seperti Hercules, yang memiliki kekuatan lebih daripada orang biasa, sehingga bisa disebut pahlawan.

Nah, poin ketiga ini yang paling bisa saya tangkap. Melakukan lebih dari apa yang diwajibkan. Ya, hanya dengan melakukan sedikit lebih dari apa yang diwajibkan, semua orang bisa menjadi pahlawan. Tapi, apa masih banyak orang yang seperti itu? Saya yakin apa yang kita lakukan masih hanya sebatas pemenuhan kewajiban, bahkan ada yang belum memulai untuk memenuhi kewajiban tersebut.

Kurang cukup menjelaskan ya? Ah, makanya nilai Etika saya jelek, hehe.

Selamat hari pahlawan!
Di balik kebahagiaan Indonesia sekarang, ada pahlawan yang merelakan kebahagiaannya untuk memperjuangkan Indonesia.
Di balik kebahagiaan kita sekarang, ada orang tua yang rela memberikan kebahagiaannya untuk kita.
Jangan lupa berterima kasih pada pahlawan yang paling dekat denganmu, yaitu orang tua. Jadi, berjuanglah untuk membahagiakan mereka :)

Maap ya random, saya memang tidak pandai berkata-kata. Ngomong-ngomong, hari ini tanggalnya bagus yah: 10-11-12 (terus gw harus bilang wow gituh?). Ada yang mau menikah hari ini? Saya sih... mau, tapi belom ada yang ngelamar, ha ha #salahfokus. Oke, jadi apa yang terjadi hari ini?

Hari ini adalah hari mychocolateshake.blogspot.com telah mengudara selama 3 tahun! *tembak konfeti* *nyalakan kembang api*

Terima kasih kepada orang-orang yang telah membaca blog ini, meskipun cuma nyasar sampai di sini. Terima kasih pada subscribers yang semoga tidak geregetan melihat perkembangan blog ini yang lambat sekali. Terima kasih juga pada silent readers yang mungkin secara diam-diam mengagumi atau membenci blog ini, terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca. Boleh loh minta feedbacknya dari semua tulisan saya. Mau kasih kritik pedas, apalagi apresiasi, semuanya boleh seboleh-bolehnya disampaikan secara langsung atau lewat komen. Kalau yang saya kutip dari blog lain: Budayakan komen setelah membaca. Ya, menurut saya, berkomentar adalah salah satu cara terbaik untuk merubah sesuatu menjadi lebih baik. Semoga ke depannya saya bisa lebih sering ngeblog dan blog ini lebih bermanfaat. Amin.

By the way, ada yang baru nih di blog ini.. apa tuh? Yaitu "MyFiction", label baru dari post di mychocolateshake. Entah kenapa, sekarang ini saya sedang cukup excited untuk membuat cerita-cerita pendek. Rasanya seneng aja gitu bisa bikin cerita sendiri, bisa bikin dunia sendiri. Cerita-cerita itu sekarang ada yang beberapa masih menjadi draft, dan baru ada 1 yang sudah di publish (cek post sebelum ini). Semoga sebentar lagi bertambah banyak ya. Happy reading :)

Song of the Day: Mariah Carey - Hero
Ceritanya edisi hari pahlawan, hehe. Lagu ini sudah terlalu sering membangkitkan saya ketika sedang terjatuh. Semoga bisa juga membangkitkan semangat juang kalian yang merasa dirinya sedang terjatuh dan tak bisa bangkit lagi... #salahlagu

A hero lies in you.

Friday, November 9, 2012

Perpisahan

Mereka akhirnya mencapai puncak dari tangga menara tua itu. Di sana terdapat dua gerbang yang berhadapan. Mereka tahu, kedua gerbang itu adalah gerbang menuju dunia yang berbeda. Pintu gerbang yang kiri merupakan jeruji besi hitam yang ramping dan berdempet. Cahaya keunguan memancar dari celah jerujinya dan di atasnya terdapat rangkaian kata yang terbuat dari emas bertuliskan "Mopimilia". Pintu gerbang di sebelah kanan terbuat dari deretan kayu tua yang terlihat rapuh, namun kuat. Di atasnya terukir kata "Fashira" dalam huruf kuno yang artistik. Cahaya oranye menembus celah dan lubang bekas gigitan rayap gerbang kayu tersebut. Kedua manusia itu terdiam, mengamati pintu yang akan masing-masing mereka lewati.
"Jadi, di sini kita akan berpisah?" tanya Rose, lalu membalikkan badan ke pria di belakangnya.
"Sepertinya begitu," kata Derry seraya mengamati kedua gerbang, kemudian beralih menghadap Rose. "Kedua dunia ini sudah menunggu kita." 
Rose menghela napas, tertunduk dan memejamkan mata. Terlihat setetes air mengalir di pipinya.
"Hei, ada apa?" Derry panik, jarang sekali ia melihat wanita menangis.
"Aku tidak ingin berpisah denganmu," kata Rose dengan suara yang sedikit bergetar.
Terjadi keheningan sejenak. Hanya ada suara dengungan kecil dari pancaran cahaya setiap gerbang. Suara bisikan dari dunia di baliknya.
"Sungguh, aku juga tidak ingin," kata Derry. "Tapi kita harus."
"Perjalanan ini membuatku merasa dekat dengamu, aku merasa memiliki... teman."
"Kau memang temanku, Rose!"
"Apakah kau benar-benar harus pergi ke Mopimilia?" tanya Rose.
"Orang-orang sudah menungguku disana."
"Apakah aku boleh ikut denganmu?"
"Orang-orang di Fashira akan kehilanganmu," kata Derry. "Lagipula, Mopimilia sangat berbahaya, kami sedang dalam perang besar!"
"Aku tahu kau akan melindungiku di sana, aku akan aman," bujuk Rose.
"Aku memang akan melindungimu, tapi orang yang ingin menyakitimu akan lebih banyak dan kejam."
"Apakah kau seorang raja di sana?" tanya Rose, sambil mencoba mengatur napasnya.
"Bukan," Derry berhenti sejenak. "Tapi aku ingin menjadi raja."
"Apa enaknya menjadi raja? Aku ini putri di Fashira, aku akan menjadi ratu, tapi aku bahkan tidak ingin menjadi ratu!" bibir Rose bergetar.
"Tidak perlu memaksakan untuk menjadi pemimpin, yang penting kau menjadi diri sendiri."
Rose kembali kembali menangis dengan menundukan wajahnya. Derry mengambil tangan Rose, menggenggam dan mengecupnya. Dirasakannya tangan Rose yang dingin dan gemetar.
"Tolong.. jangan lupakan aku," ujar Rose sambil terisak.
"Tidak akan pernah."
"Bagaimana agar aku bisa terus mengingatmu?" Rose menarik napas sambil sesenggukan. "Bagaimana agar kita tidak melupakan satu sama lain?"
"Apakah langit di Fashira terlihat bintang?" tanya Derry.
"Banyak sekali, aku suka bintang!" jawab Rose, sedikit bersemangat.
"Tiap malam, lihatlah bintang paling terang di langit timur."
"Tapi bintang itu banyak sekali! Akankah aku bisa melihatnya?"
"Jangan hanya melihat, tapi perhatikan. Perhatikan bintang yang lebih besar daripada yang lain, berwarna sedikit merah, dan bintang itu berkedip seperti detak jantung!" kata Derry, sangat meyakinkan. "Itu bintang favoritku, tapi aku belum memberinya nama. Saat aku kembali, akan kuberi nama Rose, ingat itu, dan aku akan melihatnya setiap malam."
Rose memandang Derry, kemudian tersenyum kepadanya. Ia sudah berhenti menangis. Derry masih menggenggam tangannya, dan melihat mata biru Rose masih berkaca-kaca. Sedih dirasakannya, namun senyuman Rose mengalahkan kesedihan itu.
"Apakah kita akan benar-benar melihat bintang yang sama?" Rose ragu.
"Sesungguhnya dunia ini hanya satu dan kita hanya berada dalam satu lingkaran yang sama walaupun jauh antar sisinya. Aku yakin bintang itu adalah bintang yang sama, walau kita tidak melihatnya dalam waktu yang sama."
Rose tidak mengalihkan pandangannya dari mata Derry. Ia tidak percaya mata hijau yang begitu indah ini tidak akan dilihatnya lagi. Kemudian kedua pintu gerbang itu terbuka dengan sendirinya. Pertanda bahwa ahli dunianya sudah siap. Sinar menyilaukan berwarna oranye dan ungu saling bertabrakan.
"Ini saatnya," ujar Derry tegas.
"Aku bahagia pernah bertemu denganmu, Derry. Kupikir ini takdir."
"Aku percaya takdir."
"Aku tidak akan melupakanmu, semoga kita akan bertemu lagi."
Derry hanya mengangguk sambil tersenyum, lalu menghapus jejak air mata Rose dengan jarinya. Perlahan mereka berjalan mundur dan saling melepaskan genggaman tangan menuju gerbang masing-masing. Kedua cahaya yang semakin terang kemudian berpadu dan melahap mereka ke dalamnya. Menara tua itu kembali hening seperti semula. 
***
Kedua manusia itu tidak pernah bertemu lagi. Namun setiap malam, mereka melihat bintang yang paling bersinar di langit timur, berwarna kemerahan dan berkedip seiring dengan detak jantung mereka, hingga bintang itu padam.

Popular Posts